Aku
terlalu penasaran untuk mengetahui tentang dirimu, iya dirimu yang memang sudah
lama aku kenali dan biasanya menjadi topikku sejak dulu, tapi aku selalu
mengindahkan untuk mencari tahu lebih dalam, karena aku takut rasa sakit yang
aku dapatkan saat aku tahu kau mungkin tidak bisa bersamaku. –yah seperti biasa aku selalu membayangkan
hal yang seharusnya tidak boleh aku bayangkan-
aku
masih ingat tadi malam, mata ini tidak bisa tertdur, entah mengapa hal itu
terjadi lagi, tapi kau selalu berada dalam fikiran itu ketika aku tidak bisa
tertidur, tapi di sisi lain aku tidak bisa mengindahkan bahwa ternyata ada tiga
serangga yang selalu mengeluarkan bunyi ngiung di dekat telingaku, dan itu
mengangguku.
Akhirnya
ku putuskan untuk bangun dan mencari serta mencoba egois untuk serangga itu.
Karena aku tidak bisa memungkiri aku harus istirahat malam ini. Aku harus..
harus. Aku begitu lelah dengan mata yang tidak bisa kompromi saat aku ingin mengistirahktan
tubuh ini.
Esok
harinya, kau pasti mengerti otakku selalu berfikir dan selalu penasaran dengan
keadaannya, yah aku menemukan beberapa hal lagi di fikiranku malam tadi saat ku
coba mengakhiri kebisinganku oleh nyamuk itu dan menyelesaikan masalahku dengan
mataku yang tidak bisa tertidur saat diri ini sangat lelah
Akhirnya
kulayangkan beberapa pertanyaan lagi hari. Ku coba mencari sesuatu di akunmu.
dan aku menumukannya. Ada beberapa no ponsel disana tapi itu tidak membuatku
beralih pandangan. Ini sepertinya tidak menarik untukku. Tapi kau tahu, aku
menemukan sebuah percakapan beberapa bulan yang lalu, yah saat itu aku telah
memutuskan sesuatu saat itu, aku masih mengingatnya, jelas dan sungguh jelas.
Hatiku
sedikit memberontak saat membaca itu, tapi jika aku merefleksikaan saat seorang
cewek membaca ini saat dia mempunyai hubungan dengan cowok yang mempunyai akun
ini, mungkin dia akan bertindak demikian. Tapi sepertinya fikiranku sudah
dewasa sekarang, jika bisa aku bilang begitu. Fikiranku mungkin bertanya untuk
beberapa hal dan membuat hati ini tercekik sedikit. Tapi dengan perasaan yang
sepertinya sudah mulai menembus batas awan, dia menerimanya. Lebih dari apa
yang aku fikirkan.
Kau
tahu, apa yang ku temukan disana, yah aku menemukan nama seorang novelis. yah
itu masih asing untuk aku baca. Aku memang bukan orang yang tertarik dengan
apapun yang biasanya nyentrik di
fikiran orang-orang seusiaku. Yah-aku selalu berbeda.
Aku
tentu tidak akan diam begitu saja melihat itu, tapi kau tahu hasil
penelurusanku tidak sebenarnya hanya sedikit membuahkan hasil untukku. Aku pun
tidak berharap banyak dari akun itu. Terlalu banyak akun yang telah kau spam di
sana. Aku tidak bisa menariknya kembali. Setidaknya belum sebelum aku
menggeluitinya dengan beberapa permintaan pada om google. Yah, suatu saat nanti saat aku memiliki waktu
luang-seluang-luangnya.
Untuk
kasus spam itu mungkin aku masih bersembunyi, tapi tidak untuk kasus novelis
itu. Dengan sergapnya aku jelas mencari tentang dia. Akhirnya ku jelejahi
sekitar 5 detik dan aku berhasil menemukannya. Seperti biasa, seperti yang ku
lakukan itu berhasil. Kuunduh beberapa hasil karyanya karena terlalu penasaran
untuk mengetahui apa sebenarnya yang membuatmu menyebut nama novelis itu.
Setelah
unduhanku selesai tidak kurang dari tiga puluh menit saat jaringan bersahabat
lagi denganku, walaupun ku pandangan di layar laptop ini ternyata hanya ada dua
signal di sana. Yah tentu saja jika normalnya dia mungkin tidak bisa mengunduh
file itu secepat itu. Apa yang aku ketahui tentang ini, aku tahu ternyata Allah
meridhooi pencarianku saat ini.
Aku
tak sempat untuk membaca unduhannku setelah semuanya selesai, ada hal yang harus
kukerjakan hari ini. Setelah selesai aku mengerjakan baru ku tarik lagi laptop
ini dari rak lemari, tempat aku selalu menyimpannya dengan manis.
Aku
memulai dengan judul yang selalu menarik untukku, yah tulisan paris ada disana
dengan 121 halamanya. Kau tahu aku adalah salah satu orang yang bisa membaca
cepat dan tak perlu waktu lama untuk mengetahui sesuatu hal. Aku punyai insting
kuat itu. Yah aku menyadarinya..
Selepas
maghrib dan mengerjakan kwajibannku aku menyelesaikan membaca 121 halaman itu,
yah aku sudah mencernanya, aku sudah mengetahui alur ceritanya bahkan setiap
kata-katanya seakan tidak asing untukku.
Aku
mengerti, sangat paham dan mungkin tanpa harus kau menjelaskan. Setiap detilnya
tidak tanpa asing sedetikpun. Itu seperti kata-kata yang kuterima saat kita selalu
melakukan percakapan itu. Entahlah kini fikiranku melayang, ada beberapa
pertanyaan yang mengelilinginya saat itu. Aku tak tahu kemana lagi aku mencari
jawaban itu, tapi aku tahu aku akan mendapatkannya nanti, hanya akan berbicara
waktu, tapi kau tahu perasaan untuk mencarinya itu selalu saja membuatku
penasaran dan aku bukanlah orang yang akan berdiam begitu saja saat aku
menjawabnya dengan berbicara waktu, walaupun itu keluar dari mulutku sendiri.
Mungkin
kuindahkan untuk mencari jawabannya, tapi tak bisa menyembunyikan memflashback fikiranku dengan kisah yang
ada sebelum kita berada pada ujung ini. Iya aku masih ingat kau adalah pembuat
bisa kubilang perangkai kata-kata yang indah. Aku pun tidak menampik aku pernah
berfikir kau bisa menjadi seorang novelis mungkin yang hebat. Yah tentu saja,
aku tidak pernah memuji orang setulus itu dengan membaca sebuah karya yang
pernah kau berikan untukku. Tapi itu
Mustahil.
Sekarang
fikiranku beralih kebeberapa opini yang bisa membuat terjebak sendiri dengan
fikiranku. Itu bisa saja semua orang bisa melakukannya. Apakah akun yang selalu kau pakai bersenda gurau denganku adalah palsu?
Kau mempunyai akun lain selain itu ? Apakah nama yang aku kenal adalah nama lain
dari dirimu ? Itu benar ? Apakah itu benar ? Kini beberapa pertanya itu
muncul lagi. Kau selalu suka membuatku mengeluarkan pertanyaan yang bisa
membuat bingung sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar