Sudah menjelang
14 hari kabar dari fan belum juga menjumpai titik temu. Entah apa yang terjadi
padanya di rantauan sana. Tapi bersabarlah ini bukanlah hal yang luar biasa
yang bisa mengguncangkan langit biru.
Senja sore ini
membuatku memandangi awan putih dengan begitu jelasnya. Suara gemercik air
kolom ikan kecil didepan menderu-deru di telingaku. Seolah memberikan tanda
bahwa dia baik-baik saja di sana.
Hamparan
rerumputan hijau membentang luas didepanku, memandanginya seperti ini memberikan
kesejukan untuk mata manis ini. Hijau, indah dan tenang. Tapi akan berbeda nantinya saat waktu telah
menjawab kegelisahan pemilik kompleks ini bahwa rerumputan itu akan digilas dan
akan berdiri kokoh semen berpadukan pasir, batu-batuan dan lainnya yang akan
menghilangkan kesejukan pada mata manis ini saat ku coba menghilangkan penat
Kawasan di
sekitar ini seakan tak bisa dan selalu mendukung untuk aku menempatkanmu di sisiku.
Semua ini selalu bisa membuatku menenangkan hati dan meyakinkan bahwa engkau
mempunyai tanggung jawab yang begitu besar disana. Tapi terkadang aku iri
dengan segala sesuatu ini. Mereka bisa mencuri dirimu dan membuatmu meluangkan
waktu untuk memperhatikan mereka.
Deru angin yang
menggoyangkan rerumputan terasa membisikku seketika, memberitahuku bahwa saat
kau bertemu dengan clien-clienmu itu membahas hal-hal yang membosankan menurutku adalah hal yang akan menyakitkan waktu
mereka. Saat kau telah menggerakkan tanganmu dengan sebuah ballpoint di atas
secarik kertas yang akan selalu ada di akhir pertemuan kalian dan membuat
rerumputan menunggu waktu, akan ada hari nantinya mereka tidak akan bersorai
dan bergoayang karena deru angin lagi.
Kupandangi
langit biru sekali lagi, segerombolan awan putih kini terlihat di ujung sana
menutupi puncak gunung yang selalu kupandangi saat sang fajar berada di
sampingnya. Kau tahu apa artinya mereka memberiku hangatnya perasaan yang
membuatku mengerti bahwa mata manis ini selalu menutup mata untuk mengerti
apapun yang menjadi jalan hidupmu di seberang sana. Walalupun terkadang saat
senja mulai menghadang dan malam mulai gelap, dinginnya malam dan hembusan rasa
merindukan selalu ada tapi tenang saja ini selalu kuterima dengan tangan
terbukan dan takkan aku coba menghalanginya untuk masuk. Karena saat aku coba
untuk menghalangi itu akan menyakitkan lebih dalam.
Senja kini
mulai larut aku harus bertemu air dan menambatkan keluh kesahku di atas lantai
kamar seperti biasa. Mereka mungkin telah merindukanku dengan melantunkan
sedikit kebiasaanku setelah melaksanakan kewajibanku. Walaupun dengan suara
yang tidak terlalu bagus tapi itu memberiku ketenangan pada ruang kamarku
tempat merebahkan keletihan saat malam harus ku akhiri.
Sebenarnya
segalanya bisa kau petik saat kau
tenangkan hal yang sangat berpengaruh saat kau berbicara dengan perasaan.
Semuanya indah. masalahnya hanya satu saat kau mencoba memungkirinya dan
berfikiran yang tidak sewajarnya saat itu lah segala sesuatu akan beralih ke
hal yang sebenarnya tidak kau inginkan. Setidaknya mencoba untuk memungkiri hal
yang aneh itu akan membuatmu tenang dan damai menyergapmu seketika
0 komentar:
Posting Komentar