“TEKHNOLOGI”
OLEH:
RIRIN
PUSPITASARI (B111 12 020)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Kata
Pengantar
Perkembangan
tekhnologi yang berjalan dengan pesat yang menyentuh segala aspek kehidupan,
baik kualitas dan kuantitasnya, seringkali menjadi salah diartikan oleh para
pengguna tekhnologi. Keberadaan tekhnologi seharusnya dimaknai sebagai upaya
peningkatan efisiensi dan efektifitas manusia. Dalam artian tekhnologi lahir
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
Dari
proses munculnya tekhnologi ini sering kali para pengguna hanya menggunakannya
saja tetapi tidak mengerti apakah sebenarnya tekhnologi itu, bagaimana
perkembanganya, perkembangan tingkat efisiensinya bahkan pendekatan pemikiran yang bagaimana
dalam menyikapi tekhnologi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian tekhnologi?
2. Bagaimanakah
perkembangan tekhnologi?
3. Bagaimanakah
perkembangan tingkat kepuasan dalam tekhnologi?
4. Apa
Pendekatan pemikiran yang dipergunakan dalam menyikapi tekhnologi?
C. Tujuan
Penulisan
Diharapkan
memiliki pemahaman yang konfrehensip tentang tekhnologi, khususnya yang
berkaitan dengan konsep tekhnologi, perkembangan tekhnologi, perkembangan
tingkat kepuasan dan pendekatan pemikiran tekhnologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tekhnologi
Secara
etimologi, kata tekhnologi berasal dari perpaduan dua buah kata yaitu “techne atau ‘techton’ dan logops’,
keduanya berasal dari bahasa Yunani. Akar kata yang pertama pada mulanya
berarti ‘ keterampilan’, dengan arti yang sama dalam bahasa Sansekerta
padanannya disebut ‘taksan’ dan dalam
bahasa Arab disebut’taskhir’ lalu
dalam bahasa latin disebut’tegere’
atau jika ditinjau dari sudut karya yang dihasilkan, kata tersebut sepadan
dengan kata ‘art’ (seni) yang kemudian digunakan dalam bahasa Inggris sebagai ‘
fine art’.
Oleh
karena itu Plato hendak menjelaskan
tentang seni, ia menggunakan kedua kata dalam bahasa Yunani “techne” dan “poesis” secara berdampingan. dalam mengartikan kata ‘poiein dan
‘logos’.
a. Kata
“poiein” sendiri berarti pengetahuan membuat atau mencipta “seni puitis. Tidak
heran sampai pada pertengahan abad ke-17 kata “Science” (sains) dari bahasa
Latin “scinetia” masih bersenyawa dengan seni yang memiliki arti sebagai
komunikasi puitis dan persepsi kreatif mengenai berita atau cerita tentang
ketertiban baru
b. kata
yang kedua (logos) berarti kata “pikiran” atau “alasan” . Perpaduan kedua akar
kata “tekton” dan “logos” tersebut menjadi “tekhnologi” memiliki arti sebagai
ilmu tentang keterampilan yang pada mulanya yang memiliki keberhimpitan wilayah
dengan wilayah seni dan wilayah sains.
Teknologi,
menurut Djoyohadikusumo (1994, 222)
berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering).
Dengan kata lain, “teknologi mengandung
dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya”.
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya
mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam
interaksinya satu terhadap lainnya.
“Teknologi
adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia”
(Wikipedia).
Menurut
Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan
teoritis pada masalah-masalah praktis. Untuk membatasi pengertian teknologi
yang luas, maka pengertian teknologi dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Teknologi
sebagai barang buatan
Tidak
ada manusia yang sempurna, semua pasti memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada
pada diri manusia itu kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi agar
kelemahan yang dimiliki manusiapun menjadi sedikit berkurang. Tetapi
barang-barang buatan tidak hanya terbatas pada kelemahan manusia saja tetapi
sesuatu yang tadinya belum terpikirkan
2. Teknologi
sebagai kegiatan manusia
Kegiatan
manusia tidak lepas dari kegiatan membuat dan menggunakan. Kegiatan manusia itu
merupakan bentuk dari teknologi itu sendiri.
3. Teknologi
sebagai kumpulan pengetahuan
Kegiatan
membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu membuat (produk) dan
ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut merupakan kumpulan dari pengetahuan
yang didapat manusia dari berbagai sumber.
4. Teknologi
sebagai kebulatan system
Pembahasan
yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi dtinjau sebagai suatu
system. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang
saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam lingkungan system itu sendiri
Dialog
Argumentatif antara Paham kebendaan dan paaham kecerdasan tentang tekhnologi
oleh Fredderick Ferre :
Faham bahwa
tekhnologi berkaitan dengan produk berciri Kebendaan
|
Faham bahwa
tekhnologi berkaitan dengan produk berciri Kecerdasan
|
1. Kemajuan
tekhnologi dicirikan oleh penggunaan bahan
/ material yang diproses dalam kegiatan industry / pertanian untuk
meningkatkan volume dan ragam produk berupa perangkat keras (hardware)
2. Perubahan pola tanam
tidak lain merupakan realitas kebendaan. Mulai dari penunjang kesuburan
(pupuk), pemberantasan hama (pestisida), persiapan media tumbuh (tanah),
pengaturan suhu (kelembaban) dan lainnya merupakan sarana kecerdasan yang
berakhir dengan materi.
|
1. Kemajuan
tekhnologi dicirikan oleh penggunaan cara
(metode) baru (software). Misalnya cara bercocok tanam dari dua kali
setahun menjadi tiga kali dalam setahun guna meningkatkan volume produksi.
2. Sebuah perangkat
keras (hardware) tidak samata – mata bersifat kebendaan
tetapi terkandung didalamnya sebuah upaya cerdas untuk mewujudkan tujuannya,
sehingga factor bahan/material tidak bersifat esensial melainkan
kecerdasanlah yang esensial dalam upaya perwujudan tekhnologi.
|
Definisi
tentang tekhnologi yang masih relevan dengan penggunaan pada masa kini adalah
kecerdasan pengalaman praktis dan pengetahuan tentang ketertiban alam semesta
yang dapat diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan
sendiri.
B.
Perkembangan
Tekhnologi
Tekhnologi
berkembang di mulai sejak dulu kala sampai sekarang, seiring dengan kemajuan
peradaban manusia. Pada awalnya tekhnologi hanya bersifat kebendaan dan
berhubungan dengan tugas eksploitasi dan pengolahan sumber saya alam berupa
materi dan energi seperti kapak, tombak, panah dan perlatan lain, sedang cara
pembuatan rumah, perahu, alat – alat rumah tangga, makanan, minuman, obat –
obatan dan lain – lain sudah mulai bersifat kebendaan dan kecerdasan.
Spektrum
jenis tekhnologi sekarang membentang dalam semua aspek kehidupan dan
penghidupan manusia, apabila diurutkan bentangan tersebut mencakup ;
a. Tekhnologi
eksploitasi :
ü Berburu
ü menangkap
ikan
ü memetik
ü bertani,
beternak, berbudidaya, menambang dan menyadap energi, dll
b. Tekhnologi
pengolahan
ü Merebus
ü Memanggang
ü fermentasi,
meleberu bahan, dan mengkonversi energy, dll
c. Tekhnologi
transportasi
ü menjinakkan
hewan liar
ü membuat
rakit
ü perahu,
kapal, mobil, pesawat udara, jalan, jembatan, dll
d. Tekhnologi
kenyamanan
ü Membuat
pakaian
ü Pagar
ü perabot
rumah, tungku pemanas, meramu obat – obatan, dll
e. Tekhnologi
peningkatan potensi manusia
ü Membuat
peralatan berburu
ü bertani
ü menangkap
ikan dan mempertahankan diri, dll
Meskipun
pada awalnya beberapa aspek kehidupan dan penghidupan manusia dapat tercakup
oleh bentangan tugas tekhnologi mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan
mengenai materi, energy dan informasi. Itupun manusia belum merasa puas, dengan hasil yang
dicapainya, sehingga tidak hanya kecerdasan artifisial berbaris semi konduktor
dan menjelang penggunaan super konduktor yang terus dikembangkan, tetepi mulai
menuntut upaya memanipulasi kecxerdasan genetical berbasis rekayasa untaian
DNA/RNA
Mengantisipasi
kenyataan perkembangan tekhnologi dewasa ini dan dimasa datang, maka timbul
masalah bagaimana cara penguasaan, pemanfaatan dan pengendaliannya agar
kemajuan tekhnologi tidak menjadi boomerang bagi kelangsungan hidup manusia.
C.
Perkembangan
Tingkat kepuasan
Alam
sendiri telah menginsyaratakan bahwa semua fenomena alami yang berlangsung
selalu memenuhi suatu asas yang dikenal sebagai asas aksi terkecil. Aksi
terkecil dapat berupa penggunaan waktu tersingkat, jarak perpindahan terpendek
atau penggunaan energy terhemat. Penggunaan tekhnologi dalam suatu tugas
minimal melibatkan waktu dan energy. Khusus bagi penggunaan energy dalam suatu
proses, maka tingkat efisiensi merupakan ukuran kualitas dalam proses tersbut.
Oleh karena itu efisiensi berkaitan erat dengan tingkat kepuasan dalam
pemanfaatan energy terhadap suatu karya Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi
Sehubungan
dengan pemenuhan tingkat kepuasan, maka kualitas tekhnologi selalu ditingkatkan
untuk mempertinggi nilai efisiensinya. Nilai efisiensi tersebut menurut Rizal Astrawinata (1991) dapat didekati
dngan data mengenai daya keluaran (output) yang terdiri atas :
a. Daya
yang terkandung ddalam Produk
b. Daya
yang terbuang melalui aliran limbah
c. Daya
yang hilang melalui pertukaran kalor dengan lingkungan
d. Daya
yang terdaur ulang
e. Daya
yang termusnahkan karena proses irreversibel
Adapun
mengenai daya keluaran (output power)
sangat bergantung pada keberlangsungan suatu proses dan kemudian daya masukan (Input power) dapat terdiri atas ;
a. Daya
yang terkandung dalam bahan baku
b. Daya
yang terbawa oleh fluida kerja, arus listrik, arus panas, penjalaran gelombang
mekanik, dan laian – lain
Seiring
dengan bertambahnya waktu, daya yang hilang atau termusnakan karena proses
ireversibel akan menumpuk atau akan mengakumulasi menjadi energy yang tidak
terbarukan (nonrenewable energy) atau
energy yang tidak dapat digunakan kembali, hal ini dalam termodinamika dengan
proses spontan dan sisertai dengan pembesaran atau bertambahnya kuantitas
entropi (kesetimbangan termodinamika) alam semesta. Akibatnya energy yang masih
dapat digunakan semakin menipis oleh karena tidak ada jalan lain demi
kelangsungan hidup manusia, eneegi harus dihemat dan tekhnologi proses yang
dipakai harus mempertinggi efisiensi penggunaan energinya. Keadaan inilah yang
memotivasi manusia selalu mempertinggi kualitas tekhnologi dewasa ini dan
dimasa depan.
Suatu
proses tidak hanya penggunaan energy yang menjadi masalah, akan tetapi produk
sampingan yang berupa bahan buangan yang berbentuk cair, padat dan gas
merupakan masalah besar yang harus pula ditangani agar dampaknya terhadap
lingkungan dapat dikurangi. Penanganan hal ini juga menjadi tugas tekhnologi
proses terutama dalam pengolahan limbah sebelum dilepas ke lingkungan oleh
karena jenis material limbah yang berbeda akan membutuhkan penanganan yang
berbeda pula. Hal lain yang dapat kita lakukan kemudian adalah kita dapat juga
meomodifikasi produk sampingannya, untuk diolah menjadi bahan yang bernilai
ekonomi.
Perkembangan
tekhnologi terus berlangsung dalam mempertinggi nilai efisiensi, mereduksi
produk samping berupa bahan buangan atau limbah dengan cara mengolahnya sebelum
dibuang. Apabila pengembangan tekhnologi yang ramah lingkungan tidak
diupayakan, maka laju degradasi kualitas lingkungan akan semakin besar artinya
kerusakan semakin parah dan kondisi ini tidak boleh dibiarkan, harus dapat
direduksi.
D.
Pendekatan
Pemikiran
Jenis
– jenis tekhnologi yang dikembangkan umat manusia adalah implementasi praktis
dari kecerdasan manusia sehingga Fredderick
Ferre (1988) menyebutkan bahwa nilai- nilai yang dimiliki oleh manusia
apakah yang baik maupun yang buruk terbawa dan tercermin dalam produk
tekhnologi yang dihasilkannya, atau paling tidak tercermin dalam penggunaan dan
perawatan barang – barang tekhnologi yang dimilikinya.
Hal
lain yang berkaitan dengan tekhnologi dan metodologi praktis akan terus
mengalami penyempurnaan dan bahkan dapat berjalan diluar kontrol manusia
melewati batas nilai – nilai luhur budaya, sehingga muncul efek samping sebagai
akibat dari hasil rekayasa manusia dan reaksi berantai dengan alam dan manusia
tidak dapat menghindarinya, karenanya dibutuhkan konsep yang tertata dengan
baik dalam pengembangannya
Menurut
Aroef M (1966) bahwa konsep kebijakan
manajemen pengembangan tekhnologi memerlukan tahapan yaitu :
1. Memilih
jenis – jenis tekhnologi yang akan dipergunakan dari jenis yang sudah dikenal
atau dikuasai
2. Mengasimilikasikannya
satu sama lain atau dengan tekhnologi maju yang terjangkau
3. Mengembangkan
hasil asimilasi tersbut lebih lanjut dengan melakukan prose inovasi
4. Komersialisasi
hasil asimilasi
Pendapat
lain dikemukakan oleh Iskandar U (1996) bahwa tekhnologi yang akan dikembangkan
dapat ditinjau dari empat komponen yaitu :
1. Tekhnologi
yang dapat meningkatkan kekuasaan dan kemampuan pengendalian (Technoware)
2. Tekhnologi
yang dapat meningkatkan kemampuan pemanfaatan daya (Humanware)
3. Tekhnologi
yang dapat mengorganisasikan kegiatan untuk mencapai target (Organware)
4. Tekhnologi
yang dapat meningkatkan kepastian dari efisiensi (infoware)
Program
pengembangannya, atau manajemen perubahan penguasaan tekhnologi, juga dapat
mengerti melalui 4 tahapan berikut :
1. Tahap
adopsi tekhnologi yang kualitas produkasinya dikontrol oleh pihak pentransfer
(perakitan dengan komponen dan suku cadang yang diimpor)
2. Tahap
subtitus sebagian dengan pengurangan impor komponen dan suku cadang yang
kualitas produk dikontrol dengan tolak ukur dan indicator hasil rumusan para
ahli Indonesia sendiri.,
3. Tahap
pengembangan awal dari tekhnologi yang sudah dikuasai pada tahap adopsi dan
subtitusi.
Tahap pengembangan
lanjutan untuk menemukan tekhnologi maju
terima kasih kak atas referensinya.
BalasHapus